TUGAS MATA KULIAH PSIKOLOGI DAN TEKNOLOGI INTERNET - TROLLING
TROLLING
Diajukan sebagai pemenuhan nilai salah satu tugas
Mata Kuliah Psikologi dan Teknologi Internet pada semester 4
Dosen
:
Aprillia
Maharani Ayuningsih
Disusun
Oleh :
Nama / NPM : 1. Azizah Zahira / 11518297
2. Dea Syahira / 11518694
3. Hans Sudjatmiko S / 13518058
4. Kania Ayu Nabila / 13518588
5. M. Ilham Pradipta / 14518699
6.
Siti Noor Azizah D / 16518767
Kelompok : Kelompok 3
Fakultas : Psikologi
Mata Kuliah : Psikologi dan Teknologi Internet
UNIVERSITAS GUNADARMA
TAHUN AKADEMIK 2019/2020
KATA
PENGANTAR
Puji syukur mari kita panjatkan kehadirat
Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat rahmat, taufik, dan hidayahnya maka kami
dapat menyelesaikan tugas makalah Psikologi dan Teknologi Internet mengenai
Trolling.
Tak lupa kami selaku penulis menghanturkan
ucapan terima kasih kepada semuapihak yang terlibat dalam pembuatan makalah
Psikologi dan Teknologi Internet ini, yaitu :
1. Ibu
Aprillia Maharani Ayuningsih selaku dosen mata kuliah Psikologi dan Teknologi
Internet.
2. Teman-teman,
selaku pemberi motivasi dalam pembuatan makalah Psikologi dan Teknologi
Internet ini agar dapat terselesaikan tepat waktu.
Makalah Psikologi dan Teknologi Internet
mengenai Trolling ini dibuat untuk memenuhi penilaian salah satu tugas mata
kuliah Psikologi dan Teknologi Internet.
Harapan kami, sebagai penulis semoga
makalah Psikologi dan Teknologi Internet mengenai Trolling ini dapat bermanfaat
dan menambah wawasan bagi pembaca. Terlepas dari semua itu, kami menyadari
bahwa masih terdapat banyak kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun
tata bahasanya.
Oleh karena itu, kritik dan saran
membangun dari pembaca sangat penulis harapkan demi kesempurnaan makalah
Psikologi dan Teknologi Internet ini.
Jakarta,
19 Maret 2020
Penulis
DAFTAR
ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Netiquette
dapat diartikan sebagai Internet
Etiquette atau Social Network
Etiquette. Netiquette merupakan
sebuah aturan dalam berinternet, pada umumnya diera modern ini semua orang
pasti menggunakan internet dalam berbagai kegiatannya dari mulai pekerjaan,
mencari sumber informasi, berinteraksi dengan teman, dan lain sebagainya.
Begitu cepat pola bentuk komunikasi baru memasuki ruang kehidupan generasi muda
dalam pusaran teknologi, sebut saja facebook, bloger, twitter, instagram, dan
youtube, merupakan fenomena di masyarakat modern kekinian pada saat ini.
Permasalahan
etika komunikasi dalam ruang dunia maya seringkali menjadi permasalahan serius
karena tak jarang kalimat yang ditulis pada akun menimbulkan kata-kata pedas
yang tak pantas dituturkan itu berlanjut ke ranah peradilan. Oleh sebab itu, diperlukan
aturan dalam berinternet agar penggunaan mengetahui bagaimana batasan dan cara
yang benar dalam menggunakan atau memanfaatkan internet dengan baik. Di dalam Netiquette ini ada Flaming, Trolling, dan Jungking.
Yang akan kita bahas di sini yaitu Trolling.
Trolling diartikan sebagai seseorang
yang mempostingkan tulisan atau pesan menghasut dan tidak relevan dengan topik
yang dibicarakan dikomunitas online seperti
forum, chatting, dan bahkan blog. Dengan maksud atau tujuannya adalah
memprovokasi dan memancing emosi para pengguna internet lainnya agar jalannya
diskusi yang tengah berlangsung menjadi kacau. Dalam dunia internet, pelaku
trolling ini disebut troller atau dapat dikatakan juga sebagai provokator.
B. Rumusan Masalah
1. Apa
pengertian Trolling ?
2. Bagaimana
sejarah Trolling ?
3. Apa
saja ciri-ciri Trolling yang mudah dikenali ?
4. Bagaimana
cara untuk mengatasi internet Trolling?
5. Sebutkan
contoh kasus fenomena internet Trolling?
C. Tujuan Masalah
1. Untuk
mengetahui apa pengertian internet Trolling.
2. Untuk
mengetahui bagaimana sejarah internet Trolling.
3. Untuk
mengetahui ciri-ciri trolling.
4. Untuk
mengetahui cara mengatasi internet Trolling.
5. Untuk
mengetahui contoh kasus internet Trolling.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Internet Trolling
Trolling
adalah sebuah pesan atau komentar yang sering disalah gunakan oleh pengguna
internet yang bertujuan untuk membangkitkan tanggapan emosional atau kemarahan
dari pengguna lain, biasanya sering digunakan dalam debat-debat panas,
memojokkan lawan diskusi bahkan untuk mereka yang tidak tahu etika dalam
penggunaan internet. Istilah ini juga sering disalah gunakan untuk memojokkan
lawan diskusi untuk debat panas dan sering juga disalah terapkan untuk mereka
yang tidak peduli terhadap etika. Trolling sering di deskripsikan sebagai versi
online dari eksperimen pelanggaran, dimana batas-batas dan aturan etika
diabaikan. Mereka yang mengaku sebagai troll sering memposisikan diri untuk
menantang pendapat umum atau asumsi umum dari forum yang mereka ikuti, dengan
tujuan untuk mengalihkan atau mengenalkan cara berfikir yang baru.
Internet
troll mengacu pada orang yang mengirim pesan (atau juga pesan itu sendiri) di
Internet dengan tujuan untuk membangkitkan tanggapan emosional atau kemarahan
dari pengguna lainnya. Istilah ini diturunkan dari frasa "trolling for
newbies" dan trolling for fish, yang pertama kali muncul di Usenet.
Istilah ini juga sering disalahgunakan untuk memojokkan lawan diskusi dalam
debat-debat panas dan sering juga disalahterapkan untuk mereka yang tidak
peduli terhadap etika.
Trolling
sering dideskripsikan sebagai versi online dari eksperimen pelanggaran, dimana
batas-batas sosial dan aturan etiket diabaikan. Mereka yang mengaku sebagai
troll sering memposisikan diri sebagai Devil's Advocate, gadflies atau culture
jammers, untuk menantang pendapat umum atau asumsi umum dari forum yang mereka
ikuti, dengan tujuan untuk mengalihkan atau mengenalkan cara berpikir yang
baru.
Troll
sering digambarkan sebagai orang yang berada di lingkungan yang salah. Namun
hal ini sering diakibatkan karena kesalahan atribusi mendasar, karena
seringkali tidak mungkin untuk mengetahui identitas sebenarnya dari individual
yang mengikuti debat online. Mengingat umumnya troll yang serius sebenarnya 'mengetahui'
batas-batas sosial, maka sulit untuk memposisikan mereka sebagai orang yang
berada di lingkungan yang salah, karena sebenarnya mereka sangat fasih terhadap
tujuan-tujuannya.
B. Sejarah Internet Trolling
Sebelum adanya pengarsipan Usenet oleh DejaNews,
catatan tentang trolling tidak begitu jelas, karena sedikitnya bukti yang dapat
dipelajari. Baru setelah ini, semua arsip diskusi di Usenet dapat dipelajari
oleh para peneliti. Kasus yang paling awal, kemungkinan adalah debat
AlexAndJoan (1982-1983) di forum CompuServe. VTrollingr, wartawan dari majalah
Ms. mendokumentasikan kejadian tersebut dalam artikelnya pada tahun 1996. Alex
(yang dalam kehidupan nyatanya adalah seorang psikiater yahudi berusia 50-an
yang pemalu dari New York) berpura-pura sebagai wanita yang sangat bombastik,
anti-agama, menggunakan kursi roda dan bisu yang bernama Joan "dalam
rangka untuk berhubungan yang lebih baik kepada pasien wanitanya". Hal ini
berlangsung selama dua tahun, dan "Joan" menjadi sebuah karakter yang
sangat detail dengan berbagai hubungan emosional dengan user lainnya. Kemudian
menjadi berantakan saat "Joan" menghubungkan salah satu kawan
onlinenya untuk terlibat affair dengan Alex.
Trolling pada 1990-an. Referensi awal
tentang trolling di Google Usenet archive adalah oleh Mark Miller kepada user
lain yang bernama Tad, (1990, February 8). Pada awal 1990-an, frasa
"trolling for newbies" menjadi populer di grup Usenet
alt.folklore.urban, dimana penggunaannya sedikit berbeda dengan penggunaan istilah
tersebut saat ini. Saat itu, istilah ini digunakan sebagai 'inside-joke',
biasanya berisi pertanyaan-pertanyaan atau subjek yang sudah sangat usang
sehingga cuma user baru yang menanggapinya secara jujur.
Ada lagi yang mengembangkan istilah
tersebut untuk mengacu kepada praktik memainkan peran sebagai orang yang sangat
kurang informasi atau salah arah, bahkan dalam newsgroup dimana orang tersebut
bukan merupakan pengikut aktif, namun sering ditekankan bahwa hal ini hanya
mengacu pada usaha-usaha yang dilakukan utnuk mencapai tujuan tertentu, bukan
hanya provokasi sederhana biasa. Dalam konteks ini, istilah troll biasanya
mengacu pada aksinya, bukan pelakunya. Dalam literatur yang lebih serius,
praktik trolling pertama kali didokumentasikan oleh Judith Donath (1999), yang
menggunakan beberapa contoh anekdot dari berbagai newsgroup Usenet dalam
diskusinya. Paper Donath memaparkan keambiguan identitas dalam "virtual
community"
C. Ciri-ciri Trolling
1. menyerang
orang lain, Biasanya memakai kata-kata kasar yang tidak sopan. Mereka sering
membawa-bawa nama binatang, menulis sumpah serapah, mengatai orang, dan menuduh
tanpa bukti-bukti.
2. Troll
banyak menggunakan akun palsu atau memakai identitas orang lain, seperti nama
atau foto orang.
3. Kebanyakan
Troll juga bukan anggota lama suatu forum atau situs. Anda bisa melihat
akun-akun Troll rata-rata masih baru. Mereka membuat akun hanya untuk tujuan
mengacau.
4. Troll
sering terkesan sebagai orang bodoh. Jika ternyata mereka cukup pintar, berarti
mereka adalah orang-orang yang memiliki pemikiran yang salah, dan terlalu
fanatik pada suatu hal. Screenshot pribadi. Memang sulit untuk tetap sabar
menghadapi Troll.
D. Cara Mengatasi Internet Trolling
1. Pahami
siapa yang Anda hadapi.Kebanyakan troll Internet berkembang dalam drama, dan
jikamereka menciptakannya, semakin baik. Yang terburuk dari troll adalah
psikopat dan narsis yang menolak membiarkan orang lain lolos karena memiliki
pendapat yang berbeda dari keinginan mereka sendiri.Bila Anda tahu bahwa Anda
tidak berurusan dengan orang normal yang disesuaikan dengan baik, Anda akan
dapat menangani situasi dengan tenang.
2. Abaikan
orang yang tidak sopan itu. Bila seseorang mengeposkan komentar yang tidak
sopan atau jahat yang dirancang untuk mendapatkan reaksi marah dari Anda, Anda
dapat mencoba untuk mengabaikannya. Ini tidak sering bekerja, tapi ini bisa
menjadi pertahanan pertahanan pertama yang baik sebelum Anda beralih kesesuatu
yang lebih kuat.
3. Pahami
bahwa ini adalah situasi yang tidak menang. Jangan berdiskusi dengan troll
internet karena menurut mereka tidak logis.Mereka menolak untuk memperhatikan
alasannya. Bahkan jika Anda menyerah (sebenarnya,terutama jika Anda menyerah)
sedikit, mereka akan menginginkan lebih.
4. Tahan
keinginan untuk beralasan dengan troll. .Menurut sebuah "troll yang
direformasi," banyak dari mereka melakukannya karena bosan. Hidup mereka
sendiri tidak memiliki rangsangan yang mereka butuhkan untuk tetap tertarik,
jadi mereka menimbulkan masalah. Jika Anda memberi mereka apa yang mereka cari,
itu hanya akan menjadi lebih buruk, tidak lebih baik. Troll internet tidak
peduli dengan alasan. Yang mereka inginkan hanyalah menurunkan Anda dan
mendapat reaksi. Mereka akan mengatakan apa pun yang diperlukan untuk melakukan
ini, dan mencoba beralasan dengan mereka itu sia-sia.
5. Jangan
memberi mereka perhatianyang mereka cari. Apakah mereka merasa diabaikan dalam
pekerjaanmereka atau terbengkalai oleh keluarga mereka, mereka menganggap diri
mereka tidak mendapatkan perhatian yang pantas mereka dapatkan. Jadi mereka
online dan mencari tempatuntuk mendapatkan perhatian yangmereka inginkan.
Menjadi seperti gatal mereka tidak bisa menggaruk, dan begitu mereka mendapat
reaksi dari orang-orang, mereka terus melakukan perbuatan tercela mereka.
6. Jangan
marah. Saat troll datang setelah Anda di Internet, mereka mencoba mendapatkan
tanggapannegatif. Membuat marah memberi mereka apa yang mereka inginkan, dan
mereka akan melanjutkan perilaku mereka selama mereka mendapatkannya. Sebagian
besar dari kita yang pernah mengalami murka troll Internet mengalami momen
mendidih darah saat kita ingin memukul. Jika ini terjadi pada Anda, berhenti,
menjauhlah dari komputer Anda, tarik napas dalam-dalam, dan ingat bahwa reaksi
dari Anda memberi makan troll.
7. Sebutkan
sisanya dari penonton. Jika Anda merasa perlu untuk mengatasi situasi ini,
jangan berbicara langsung dengan troll dalam komentar Anda, Sebaliknya,
sebutkan situasinya kepada kelompok tersebut. Anda mungkin menulis sesuatu
seperti ini: "Saya melihat bahwa kita memiliki troll di antara kita. Mari
melanjutkan diskusi kita dengan orang dewasa, dengan hormat." Mungkin ada
lebih dari satu troll, tapi jika kelompok itu layak tinggal bersama, Anda akan
menemukan orang lain yang setuju dengan Anda.
8. Berperanglah
ke teman dan orang yang Anda percaya. Anda mungkin telah terdorong ke batas,
dan Andamerasa teriakan. Alih-alih mengarahkannya ke troll yang akanmenyukai
apa pun yang Anda katakan, berpaling ke teman atau orang lain yang Anda percaya
dan biarkan mereka tahu bahwa Anda akan melepaskannya. Kebanyakan orang yang
peduli dengan Anda akan menawarkan simpati mereka dan bahkan mungkin memberi
tahu Anda tentang pengalaman mereka sendiri dengan troll Internet. Penting
untuk mengetahuikapan harus berhenti. Ventilasi bisa membuat Anda merasa lebih
baik, tapi jangan terlalu terbawa, atau orang yang Anda ajak bicara bisa
berbalik dan berlari saat melihat Anda datang.
9. Blokir
troll. Bila seseorang mengeposkan komentar negatif tentang Anda atau sesuatu
yang Anda katakan di media sosial, sebagian besar waktu Anda memiliki kekuatan
untuk memblokirnya. Mereka mungkin terus memposting hal-hal ini, tapi mereka
kehilangan sebagian dari kekuatan mereka saat Anda tidak dapat melihat apapun
itu. Akhirnya mereka akan beralih ke orang lain, untuk menemukan apa yang
mereka cari.
10. Laporkan
Trollnya, jika Anda berada di forum publik atau situs media sosial dengan
moderator, laporkan troll tersebut. Sebagian besar situs tidak akan mentolerir
komentar yang tidak menghormati dari salah satu peserta, dan mereka memiliki
kekuatan untuk menghadapinya. Tidak ada yang berhak mengancam Anda atau orang
yang Anda asosiasikan. Jika Anda merasa seolah-olah berada dalam bahaya atau
bahaya, laporkan troll ke polisi atau seseorang yang dapat melindungi Anda.
E. Contoh Kasus Fenomena Internet Trolling
Pada era jaman globalisasi, para remaja
bahkan orang dewasa suka menggunakan fitur-fitur di sosial media. Sebut saja
instragram. Hampir semua kalangan menggunakan Instagram, mulai dari masyarakat
biasa hingga para artis-artis papan atas. Aplikasi Instagram bisa menyebabkan
seseorang merasa sedih dan tertekan jika menemukan komentar-komentar pedas dari
para troll.
Komentar tersebut pada dasarnya menganggu
si pengguna atau si pemilik foto. Karena komentar tersebut bisa menimbulkan
sebuah pemikiran negative dari para followers sehingga bisa menambah
komentar-komentar jelek lainnya sampai pada munculnya haters.
Kadang kala troller dapat bersikap agresif
jika mereka menemukan topik yang rentan memancing untuk melakukan tindakan
trolling. Troller melakukn tindakan tersebut juga biasanya hanya karena ingin
mendapatkan perhatian dari si pemilik akun, atau juga bisa hanya karena ingin
melampiaskan amarah dan lain sebagainya.
Contoh
kasus :
1. Awkarin
Selebgram yang lagi hangat diperbincangkan di media sosial manapun. Apapun
kegiatan Awkarin yang berkaitan dengan media sosial pasti akan menimbulkan pro
dan kontra. Disini posisi Awkarin memang bisa dikatakan sebagai biang provokasi
karena bagi netizen foto-foto yang diupload oleh awkarin dimedia sosialnya tidak
patut diupload ke media sosial, bahkan jika Awkarin mengupload foto yang tidak
ada unsur “trolling” foto tersebut tetap akan memunculkan trolling.
2. Awkarin
mengupload foto di akun Instagram pribadinya.
analisis :
Foto (1) diatas
adalah salah satu contoh foto awkarin yang ia upload di akun Instagram
pribadinya dengan menggunakan hijab, walaupun mengupload foto nerhijab awkarin
tetap mendapatkan hujatan dari trolls atau pemprovokasi yang komentar dikolom
komentar akun Instagram pribadi awkarin. Seperti difoto (2) dan (3).
Ini berbeda
dengan kasus pertama, kalau dikasus pertama awkarin bisa dikatakan sebagai
trolls karena mengupload foto yang menimbulkan troll atau provokasi diakun
media sosialnya. Namun, pada kasus yang kedua ini awkarin tidak sebagai trolls
atau pemprovokasi karena fotonya yang tidak baik atau menimbulkan hujatan. Tapi
dalam komentar foto ini awkarin tetap mendapatkan hujatan dari akun pribadi
seseorang yang menjadi trolls dengan menghujat awkarin.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Troll adalah
orang-orang yang selalu menebar aura negatif di tempat-tempat orang
berinteraksi seperti di media sosial, blog, chat, forum maupun
bagian-bagian komentar dengan memposting tulisan atau
pesan menghasut dan tidak relevan dengan maksud untuk memprovokasi dan
memancing emosi para pengguna internet lainnya.
Perilaku trolling
sering kali dianggap kenalakan ringan namun sebenarnya berdampak besar terhadap
diri sendiri dan orang lain. Oleh karena itu, trolling perlu dihindari dalam
penggunaan media sosial karena dapat menyebabkan kerugian dan keresahan bagi
diri sendiri dan pengguna media sosial lainnya. dampak paling fatal dari
perilaku trolling ini adalah kemungkinan korban trolling dapat melakukan bunuh
diri.
DAFTAR PUSTAKA
Bishop, J. (2014). ‘Representations of ‘trolls’ in mass media
communication: a review of media-texts and moral panics relating to ‘internet
trolling’’. Int. J. Web Based Communities,
Vol. 10, No. 1, pp.7–24..
Paavola, J., Helo, T., Jalonen.,
Sartonen, M., & Huhtinen, A-M. (2016). Understanding the trolling
phenomenon: The automated detection of bots and cyborgs in the social media. Journal of Information Warfare, 16(1),
pp. 100-115.
Komentar
Posting Komentar